Kandang ayam buras/kampung harus dibuat memenuhi persyaratan kesehatan ayam. Fungsi kandang anatara lain untuk melindungi ternak dari hewan pemangsa, sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan, untuk tempat makan minum, tempat kawin, untuk mendapatkan telur bertunas dan untuk memudahkan pengontrolan.
Di Indonesia adalah negara tropis dengan suhu udara cukup tinggi. Pada siang hari suhu udara diatas kebutuhan optimum untuk unggas. Kelembaban udara rata-rata juga cukup tinggi yang dapat menciptakan lingkungan kurang baik untuk ternak ayam termasuk ayam buras. Sehingga dalam pembuatan kandang perlu diperhatikan yaitu : kondisi kering didalam kandang., memberikan cukup ventilasi dan mencegah ayam dari radiasi panas matahari secara langsung. Untuk mencapai tujuan tersebut beberapa faktor harus diperhatikan.
Untuk memilih lokasi kandang perlu memperhatikan ketersediaan tanah, topografi wilayah, penduduk sekeliling, ketersediaan sarana listrik, air, persediaan makanan ternak, fasilitas transportasi dan pemasaran.
Kandang harus dibuat memenuhi persyaratan kesehatan ayam, anatara lain : kandang harus dibangun diatas tanah yang kering/tidak lembab, menghadap ke matahari terbit, terbuat dari bahan-bahan yang kuat , mudah didapat dan murah, aliran udara dalam kandang harus bebas, diisi sesuai kapasitas kandang. Kepadatan kandang untuk anak ayam beserta induk , yaitu: 1 - 2 m² untuk 20 -25 anak ayam dan 1 -2 induk. Sedangkan untuk anak ayam petelur, luas kandang yang dibutuhkan adalah 1 -2 m² untuk 6 ekor betina dan pejantan 1 ekor.
Untuk anak ayam umur 0 - 8 minggu diperlukan kandang kecil atau kotak/box, yaitu : lantai/box ditutup dengan kertas agar anak ayam (kutuk) tidak kedinginan; masukan anak ayam yang baru menetas; nyalakan lampu dan untuk 10 ekor anak ayam digunakan lampu/bohlam 10 watt selama 1 minggu, setelah 1 minggu gunakan lampu 5 watt dan hanya dinyalakan malam hari; setelah anak ayam umur 3 minggu, keluarkan ayam dari box dan dilepaskan dalam kanadang yang sudah siap pakai.
Anak ayam setelah umur 2 bulan sudah memerlukan kandang yang lebih luas yaitu 8 -10 ekor per m² ( tergantung besarnya ayam) \. Usahakan pemeliharaannya semi intensif agar ayam dapat berjemur dan makan hijauan, untuk itu diperlukan adanya umbaran. Misalnya : ayam 20 ekor maka kandang yang diperlukan 2 - 3 m²(1,5m x 2 m) ditambah umbaran di luar 1,5 m x 4 m.
Ada beberapa contoh bentuk dan jeis kandang ayam termasuk ayam buras, antara lain :
1. Bentuk Kandang sistem Ren : lahan seluas 15 m ² ( 3 mx 5 m) di beri pagar bambu keliling setinggi minimal 2 m, yang dipersiapkan untuk diisi dengan 2 ekor jantan dan 8 ekor betina dewasa. Didalam pagar harus disediakan kandang berukuran 1 m x 1,5 m lebar dan 4 m- 5 m panjang diberi dinding pada 3 sisi dan atap. Satu sisi kandang yang menghadap ke halaman ren, terbuka diberi tengeran untuk ayam-ayam beristirahat di malam hari.Tempat pakan dan minum disediakan secukupnya di dalam pagar. Sarang berdiameter 40 cm, satu untuk setiap ayam betina dewasa harus dipersiapkan . Sistem ren ini tidak seperti sistem umbar di halaman, yang induk-induk ayamnya dapat mengasuh anak-anaknya segera setelah menetas sampai disapih. Pada sistem ren, induk-induk yang sedang mengasuh anaknya fisediakan rumah-rumah kecil untuk berteduh pada waktu malam hari, hari hujan atau panas terik. Induk-induk yang sedang mengasuh sebaiknya dipisahkan dari induk-induk yang tidak mengasuh anaknya dan disediakan tempat pakan khusus untuk anak ayam, yang tidak dapat disentuh oleh ayam dewasa. Oleh karena itu, sebuah box ukuran 40 cm x 30 cm x 40 cm harus dipersiapkan lengkap dengan pemanas lampu pijar 40 watt, tempat pakan dan minum untuk 20 ekor anak ayam umur sehari sampai umur 3 minggu. Diatas umur 3 minggu , jumlah ayam dikurangi menjadi 10 ekor dan dapat dibiarkan samapai umur 3 bulan.
1. Bentuk Kandang sistem Ren : lahan seluas 15 m ² ( 3 mx 5 m) di beri pagar bambu keliling setinggi minimal 2 m, yang dipersiapkan untuk diisi dengan 2 ekor jantan dan 8 ekor betina dewasa. Didalam pagar harus disediakan kandang berukuran 1 m x 1,5 m lebar dan 4 m- 5 m panjang diberi dinding pada 3 sisi dan atap. Satu sisi kandang yang menghadap ke halaman ren, terbuka diberi tengeran untuk ayam-ayam beristirahat di malam hari.Tempat pakan dan minum disediakan secukupnya di dalam pagar. Sarang berdiameter 40 cm, satu untuk setiap ayam betina dewasa harus dipersiapkan . Sistem ren ini tidak seperti sistem umbar di halaman, yang induk-induk ayamnya dapat mengasuh anak-anaknya segera setelah menetas sampai disapih. Pada sistem ren, induk-induk yang sedang mengasuh anaknya fisediakan rumah-rumah kecil untuk berteduh pada waktu malam hari, hari hujan atau panas terik. Induk-induk yang sedang mengasuh sebaiknya dipisahkan dari induk-induk yang tidak mengasuh anaknya dan disediakan tempat pakan khusus untuk anak ayam, yang tidak dapat disentuh oleh ayam dewasa. Oleh karena itu, sebuah box ukuran 40 cm x 30 cm x 40 cm harus dipersiapkan lengkap dengan pemanas lampu pijar 40 watt, tempat pakan dan minum untuk 20 ekor anak ayam umur sehari sampai umur 3 minggu. Diatas umur 3 minggu , jumlah ayam dikurangi menjadi 10 ekor dan dapat dibiarkan samapai umur 3 bulan.
2. Bentuk kandang sistem baterai, yaitu sistem ini hanya digunakan untuk tujuan produksi telur dan sistem baterai ini merupakan sistem budidaya/pemeliharaan yang efektif dan relatif efesian dibandingkan dengan system pemeliharaan lainnya. Ayam buras membutuhkan ruang gerak minimal 450 cm² ( luas sekitar 15 cm x 30 cm) per ekor, namun dalam praktek untuk kandang biasanya diperlebar menjadi 750cm² ( 25 cm x 30 cm ) per ekor atau diperlukan luas lahan 7,5 m x 0,3 m untuk menampung 100 ekor ayam betina dewasa. Ukuran ini biasanya banyak tersedia di belakang rumah warga di pedesaan. Dalam sistem kandang baterai ini, untuk mendapatkan telur tetas harus dilakukan dengan cara kawin alam, kawin kamar atau IB (Inseminai Buatan) dengan semen ayam jantan setempat. Mesin tetas atau induk-induk ayam lain atau entog (itik manila) yang biasa dijadikan sebagai penetas telur harus tersedia.
Sumber : 1) Brosur Teknologi Budidaya Ayam Buran, Balai Besar Pengkasjian dan Pengembangan Teknogi Pertanian, Departemen Pertanian 2008; 2) Pedoman Beternak Ayam Buras, Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian 1996; 3) http: //www.google.co.id/image?g=pakan +ayam+buras &um=1&hl=id&rl2=1T4HPAA-en ID2581D258&tbs=inch:1&ei=UTF8&source=og&sa=N&hl=id&rab=wi suprizal-tanjung.blogspot.com (4/10 2010);
Penulis ; Sri Hartati ( Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !