Pages

Saturday, October 8, 2011

Mengenal Sifat-Sifat Kerbau Sungai


Untuk mengoptimalkan budidaya ternak kerbau sungai, harus mengetahui dan memahami ternak sifat-sifat kerbau sungai 
Secara umum , ternak kerbau dan sapi hewan yang berbeda baik jenis maupun bangsanya. Tetapi dalam soal produksi, di pasar tidak ada perbedaan antara daging kerbau dengan daging sapi. Hampir di seluruh wilayah Indonesia daging kerbau dikenal sebagai daging sapi.

Produksi kerbau tidak lebih daripada sapi potong, berbagai hasil penelitian yang ada di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Dengan budidaya intensif, calving interval akan selang beranak (waktu yang dibutuhkan antara dua kelahiran yang berturutan) dapat mencapai 13 bulan. Meskipun budidaya kerbau oleh peternak dengan melepas bebas di padang penggembalaan tapi perlakuan pakan dan pengaturan perkawinan, selang beranak dapat lebih dari 24 bulan.

Penggemukan oleh seorang peternak di Bogor, mampu mendapatkan hasil pertambahan bobot sebesar 1 (satu) kg/ekor/hari. Parameter yang relatif sama digunakan pada penggemukan sapi potong, hal ini menunjukan bahwa dengan pemeliharaan/budidaya yang baik pada kerbau tidak kalah produktifnya dengan ternak sapi.
Produktivitas ternak kerbau di Indonesia masih relatif rendah, antara lain disebabkan oleh karasteritik reproduksi ternak kerbau yang secara umum lebih lambat dari sapi, pola pemeliharaan/budidaya yang ekskutif, berkurangnya lahan penggembalaan, tingginya pemotongan ternak betina produktif dan kurangnya pakan dimusim tertentu. Hal ini mengakibatkan lemahnya kemampuan bertahan dari usaha peternakan kerbau. Namun demikian usaha ternak kerbau memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan terutama di beberapa wilayah yang memiliki sumberdaya pakan yang melimpah dan daerah dimana kerbau mempunyai fungsi sosial yang sangat penting seperti di Tana Toraja.

Peningkatan peran kerbau dalam mendukung kebutuhan daging Nasional diharapkan ternak kerbau dapat mendukung program kecukupan daging 2014, karena dapat memeberikan alternatif penyedia sumber protein yaitu penghasil daging. Untuk lebih mengoptimalkan pemeliharaan/budidaya kerbau secara baik dan dapat mendukung PSDS 2014, maka harus mengetahui dan memahami sifat-sifat yang dimiliki kerbau. Adapun sifat-sifat kerbau sungai, sebagai berikut :

A. Standar Umum, antara lain : 1) kerbau bibit yang dimasukkan harus mempunyai surat keterangan mengenai derajat kemurnian ternak tersebut yang dikeluarkan oleh Asosiasi Breeder sejenis atau badan-badan pemerintah/semi pemerintah/swasta yang berwenang; 2) kerbau bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik, seperti : cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cact tubuh lainnya; 3) semua kerbau bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi , abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan; 4) kerbau bibit jantan harus siap pada alat kelaminnya.

B. Standar Khusus, antara lain : 1) Sifat Kualitatif : warna, yaitu : hitam dengan ujung ekor mempunyai bulu kipas berwarna putih; tanduk: melingkar dan berbentuk spiral, kemudian berputar ke dalam membentuk spiral; bentuk badan : badan padat berbentuk siku, langsing menuju type perah, ambing berkembang baik serta mempunyai 4 pasang puting susu yang terpisah satu sama lainnya dan puting susu belakang umumnya lebih panjang da puting susu sebelah depan; 2) Sifat Kuantitatif : tinggi gumba untuk betina minimal 125 cm , sedangkan untuk jantan dengan gumba minimal 130 cm; umur ternak untuk betina yaitu 24 sampai 36 bulan (maksimal ganti gigi 2 pasang), sedangkan untuk jantan dengan umur 30 sampai 40 bulan (minimal ganti gigi 1 pasang, maksimal ganti gigi 2 pasang); 3) berat badan untuk betina minimal 350 kg sedangkan untuk jantan minimal 400 kg; 4) produksi susu ± 1.600 - 1.800 kg/laktasi selama 300 hari.

Dengan mengetahui sifat-sifat yang dimiliki kerbau sungai, maka dalam pemeliharaan/budidaya kerbau secara baik dan dioptimalkan bisa meningkatkan produksi dan produktivitas ternak kerbau serta dapat meningkatkan pendapatan peternak sehingga dapat memperbaiki kehidupan peternak dan kesejahteraannya. Oleh karena itu, melalui pemeliharaan/budidaya kerbau secara intensif dan optimal diharapkan dapat mendukung tercapainyai PSDS 2014.

Sumber : 1) http://disnaksulsel.info (11/8 2010); 2) Pedoman Standar Bibit Ternak di Indonesia, Direktrat Jenderal Peternakan 1991; 3) http:www.mit.undip.ac.id (11/8 2010) 4) http://www.google.co.id
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian)

No comments:

Post a Comment