Untuk menjaga kesehatan ternak kerbau, kita harus melakukan pemeliaraan dengan teratur terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan secara teratur, serta ternak kerbau harus dijaga kesehatannya dengan melakukan vaksinasi secara teratur dan selalu menjaga kebiasaan ternak kerbau berkubang dalam lumpur. Beberapa penyakit yang biasa menyerang ternak kerbau adalah sebagai berikut:
1. Haemorrhagic Septicaemia (Pasteurilosis), penyakit ini disebabkan oleh jasad renik Pasteurella multocida, bila menyerang ternak kerbau sangat ganas, dapat menimbulkan kematian, dan sering penyakit ini disebut penyakit ternak kerbau. Akibat dari penyakit ini pada tahun 1998 di Indonesia, dilaporkan terjadi kematian ternak kerbau mencapai 6.000 ekor. Gejala klinik dari penyakit ini terjadi kenaikan suhu badan secara tiba-tiba mencapai 42 derajat celsius, air ludah berlebihan, depresi yang parah dan dalam waktu 24 jam menimbulkan kematian. Kerbau yang terserang umumnya pada bagian dada, tenggorokan dan tulang belikat terasa panas. Pengobatan dapat dilakukan dengan senyawa sulfonadinamida yang dicampur dengan antibiotika seperti oksitetrasiklin. Sebagai contoh dengan pemakaian 30 ml Na sulfonadinamida (33,3 % larutan) tiap 45,5 kg berat badan. Kebanyakan penyakit ini oleh peternak sering dilaporkan pada malam hari di musim hujan yang dingin. Penyakit ini terjadi sepanjang tahun. Untuk menjaga kesehatan ternak kerbau, supaya jangan terserang oleh penyakit ini harus dilakukan vaksinasi. Vaksinasi dari penyakit ini ada 3 macam yaitu (a) borth bacterin (bakteri pada sari daging) (b) alum precipitate dan (c) oil-adjuvant vaccines.
2. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), penyakit ini hampir menyerang keseluruh dunia, kecuali Australia, Trinidad dan beberapa tempat di Eropa. Pada tahun 2001 penyakit ini menyerang sangat luas di Inggeris dan Perancis, sehingga terjadi pembunuhan ternak secara masal. Penyakit ini disebabkan oleh virus, dan ditandai dengan deman dan penampilan kaku pada mulut dan kuku. Pada umumnya ternak kerbau sangat mudah terserang PMK sehingga menyebabkan diare, kerbau perah akan turun produksinya sampai 30 %. Ternak kerbau yang terserang PMK, selama 10 hari atau lebih tenaga kerjanya akan semakin menurun, tetapi tidak menular ke ternak kerbau yang lain. Pengobatan penyakit PMK secara tradisional di Indonesia dengan menggunakan buah asam jawa yang diambil sarinya, yang berfungsi sebagai zat menciutkan (astrigent juice). Disamping menggunakan asam jawa, pengobatan penyakit PMK dapat juga dilakukan dengan menggunakan garam gosok atau campuran garam dengan ubi kayu.
3. Penyakit Kembung Perut (Bloat), penyakit kembung perut diartikan sebagai penggelembungan rumen dan retikulum secara berlebihan akibat pengaruh gas hasil fermentasi dari karbohidrat yang berasal dari pakan yang dimakannya secara cepat, karena dari sejumlah besar asam laktat yang terbentuk, akibat dari pH rumen menjadi sangat asam, sehingga mengakibatkan tekanan menjadi meningkat. Penyebat dari Bloat ini disebabkan karena ternak kerbau yang digembalakan pada padang penggembalaan yang banyak menanam kacang-kacangan.Ternak kerbau perah lebih mudah terserang bloat dibandingkan dengan ternak kerbau pedaging. Pada musim penghujan ternak kerbau kurang terserang bloat, karena rumput tumbuhnya lebih cepat dibandigkan dengan tumbuhnya kacang-kacangan. Pencegahan penyakit bloat dapat dilakukan dengan menghentikan pemberian pakan butiran dan kosentrat, serta harus menyediakan air minum secara terus menerus. Pengobatan penyakit bloat ini dapat dilakukan dengan (a) daun kelapa tua dan cairan daun kelapa tua melalui mulut sebanyak 1 kg; (b) ternak kerbau diajak lari selama 30 menit sebanyak 3-4 kali sehari untuk meransang rumen; (c) pemberian hot saline atau sabun urus-urus; (4) pemberian larutan asam asetat sebanyak 0,5 - 1 liter melalui mulut.
4. Penyakit Antrax, penyakit ini merupakan penyakit yang menular kepada manusia dan sangat berbahaya. Ternak kerbau, sebagaimana ternak ruminansia lainnya mudah terinfeksi oleh Bacillus anthracis. Pada negara yang sedang berkembang kasus penyakit antrax yang menularkan kepada manusia sangat tinggi, karena disebabkan oleh: (a) kegagalan dalam memastikan dan melaporkan penyakit ini, setelah terjadi tindakan akut, (2) kecendrungan untuk segera memotong ternak yang terserang oleh penyakit dan dibagikan untuk dimakan, (3) kecendrungan memanfaatkan kulit ternak yang terserang penyakit antraks, (4) penguburan ternak yang mati oleh penyakit ini terlalu dangkal. Diharapkan semua yang berhubungan dengan penyakit antraks harus dibakar. Penularan dari penyakit antraks melalui serangga, terutama serangga yang hidup pada ternak. Serangan dari penyakit antraks menimbulkan kematian secara tiba-tiba tanpa ada gejala klinis yang memadai, tetapi gejala lain adalah hewan/ternak akan timbul deman, otot bergerak sendiri, jatuh dan keluar darah dari mulut, anus, vulva, telinga dan suhu badan meninggi sampai 42 derajat celsius.
5. Penyakit Tuberculosis, penyakit ini sering menyerang kerbau yang diperah, karena sering dikandangkan. Penyakit ini disebabkan oleh jasad renik Mycobaterium tubercolosis . Tanda umum dari ternak kerbau yang diserang oleh penyakit tubercolosis adalah ternak kerbau menjadi malas, suhu tubuh naik turun, nafsu makan turun, batuk kering, kerbau akan diare,. Jika bakteri sudah sampai ke ambing, ambing akan membengkak dan air susu yang dihasilkan encer seperti air. Lama penyerangan dari penyakit tuberculosis bisa berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun. Pencegahan penyakit tuberculosis dapat dilakukan dengan pemakaian anti biotik secara tepat.
6. Penyakit Sarcoptic Mange, penyakit ini disebabkan oleh caplak jenis Sacoptic scabaeli var babulus. Tanda dari kerbau yang terkena penyakit ini terdapat luka di leher, sepanjang bagian perut, dengan luka pada mulanya kecil tetapi makin lama makin besar dan mengeropeng. Pada tingkat lanjut, keropeng tersebut semakin membesar dan kulit menebal dan pada akhirnya ternak kerbau semakin melemah dan tidak bersemangat. Dari hasil laporan bahwa penyakit ini sering terjadi diwaktu musim kemarau, karena ternak kerbau jarang digunakan sebagai tenaga kerja. Penanggulangan penyakit ini dilakukan dengan menghilangkan caplak melalui penyemprotan dengan insektisida secara memadai.
7. Penyakit Siphona Exigua, adalah sejenis penyakit kulit yang disebabkan oleh serangga yang menggunakan kerbau sebagai inangnya. Kerbau lebih menderita dibandingkan dengan ternak lainnya, karena berkurangnya darah yang disebabkan oleh gigitan serangga. Penanggulangannya dengan membasmi serangga secara seksama.
8. Penyakit Mastitis, penyakit ini lebih banyah menyerang kerbau perah, yang disebabkan oleh bakteri Sagalactiae dyglactiae, Sagalactiae faecalis, Sagalactiae uberis. Dan juga oleh bakteri Staphylococcus aureus, E choli, Corynebacteriumpyogenes, M. Tubercolosis, Psedomonas sp, Mycoplasma, dan Baccillus sp. Tanda dari ternak kerbau yang terserang Mastitis, terjadinya pembengkakan dengan warna kemerah-merahan pada ambing, sehingga susu menjadi encer dan bergumpal. Untuk mengatasi penyakit mastitis, lakukanlah pemerahan dengan baik dan hati-hati dan puting susu dibersihkan setelah dilakukan pemerahan. Bila sudah terserang penyakit mastitis harus dilakukan pengobatan dengan menggunakan penisilin, tetrasiklin, sulfonadinamid dan streptomysin guna untuk menghilangkan mikroba penyebab mastitis. Dalam pemakaian obat-obat tersebut susu kerbau perah dilarang dikonsumsi oleh manusia selama 5 sampai 7 hari.
Penulis: Ir. Maiyunir Jamal, Penyuluh Pertanian Madya pada Badan Penyu- luhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.
(1) kegagala
Sumber: Pedoman Pengembangan Budidaya Ternak Kerbau, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Direktorat Budidaya Peternakan, 2003.
No comments:
Post a Comment