Pages

Monday, March 19, 2012

TENTANG ULAR DERIK

Peneliti Spanyol, Amerika, dan Meksiko berhasil membuat deskripsi kuantitatif pertama tentang kanibalisme di antara ular derik (Crotalus polystictus) betina setelah memantau 190 ekor reptil itu. Studi tersebut memperlihatkan bahwa setelah melahirkan, binatang itu rata-rata melahap 11 persen telur maupun bayi yang mati. Perilaku kanibalisme ini dilakukan untuk memperoleh kembali energi untuk reproduksi selanjutnya.
Para ilmuwan tersebut memulai studi pada 2004 untuk mengumpulkan informasi tentang kanibalisme pada ular derik. Studi dilanjutkan kembali selama tiga tahun di Meksiko tengah, daerah endemik ular tersebut. Mereka meneliti perilaku kanibalisme itu pada 190 betina yang memiliki 239 kelompok telur, dan menemukan bahwa fenomena ini terbukti membuat induk ular pulih dan bisa memperoleh kekuatannya kembali.

 


"Seekor ular derik betina kanibal bisa mengembalikan tenaganya yang hilang karena bereproduksi tanpa perlu berburu makanan dan menguras energi," kata Estrella Mociño dan Kirk Setser, peneliti utama sekaligus ilmuwan di University of Granada di Spanyol.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Animal Behaviour terbaru itu memperlihatkan bahwa kanibalisme pada spesies tersebut adalah hasil evolusioner dari perilaku makannya. Ular ini biasa menunggu mangsanya mati membusuk beberapa saat sebelum melahapnya.

 


"Umumnya ular Viperid biasa memakan bangkai, sehingga tak aneh bila mereka mengkonsumsi telur dan anak yang mati setelah mengeluarkan energi yang begitu besar," kata Mociño.
Perilaku ini dapat dijelaskan oleh empat faktor biologis. Hari kelahiran amat mempengaruhi, karena betina yang melahirkan pada akhir Juli kemungkinan besar melakukan kanibalisme karena mereka tak punya waktu untuk makan dan mempersiapkan diri untuk bereproduksi.
 
Proporsi bayi yang mati dalam satu kelompok dan tingkat investasi induk juga dua faktor berpengaruh. Sebab, makin banyak telurnya, makin besar pula kemungkinan adanya telur dan anak mati yang akan dimakan si induk. Stres karena terkurung dalam sangkar juga punya andil dalam perilaku itu.

10 Jenis Ular Paling Berbisa


Fierce Snake atau Inland Taipan (Oxyuranus microlepidotus ). Hidup di Australia, ini adalah ular yang paling mematikan didunia. Bisanya yang 11 omg bisa untuk membunuh 100 orang atau 250.000 tikus. Bisa ular paling mematikan didunia ini setara dengan 750 kali ular kobra!

Australian Brown Snake (Pseudonaja textilis ). Hidup di Australia, Papu Nugini dan Indonesia. satu per empatbelas ribu bisanya sanggup untuk membunuh manusia. Ular berbisa ini sanggup bergerak cepat dan sangat agresif.

Malayan or Blue Krait (Bungarus candidus ), ular berbisa ini ditemukan di Asia. Bisa nya sama mematikan atau setara dengan 15 kali bisa kobra.

Taipan (Oxyuranus scutellatus ), ular ini di temukan di Australia.

Tiger Snake (Notechis scutatus ), ular ini di temukan Australia.

Coral Snake (Micrurus fulvius ), ular ini ditemukan di Amerika Utara.

Boomslang (Dispholidus typus ), ular ini di temukan di Africa.

Death Adder (Acanthopis antarcticus ), ular berbisa ini dijumpai di Australia and Papua nugini.

Cara Membedakan Ular Berbisa dan Yang Tidak Berbisa


Sebetulnya semua Ular itu mengandung racun/Bisa tetapi dari segi sifat racunnya yang Bisa membunuh /berbahaya atau tidak,jenis Ular itu dibedakan menjadi ular berbisa rendah dengan Ular berBisa tinggi(kalau orang awam sih tetap menyebut ular berbisa rendah dengan sebutan tidak berBisa karena tidak berakibat fatal). Kenapa dikatakan demikian?. karena ular adalah hewan pemakan daging/karnivora,jadi meskipun dia tidak berbahaya,dia tetap memakan daging yang pastinya mengandung bakteri didalam mulutnya untuk mempercepat pencernaan makanannya.

Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Beberapa ciri dibawah adalah petunjuk umum yang Bisa digunakan, meskipun belum secara tepat menunjukkan tingkatan Bisa ular.

A.Ciri-ciri Ular Berbisa Rendah (disebut banyak orang tidak berBisa sih)

- Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
- Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
- Membunuh mangsanya dengan membelit
- Bentuk kepalanya bulat telur (oval),pupil mata juga bulat
- Tidak memiliki taringBisa
- Gigitannya tidak mematikan
- Setelah menggigit langsung lari
- Mempunyai sisik ekor terbagi dibagian bawah


B.Ciri-ciri Ular berBisa Tinggi (ilmunya udah tinggi kali ya sob?)

- Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri (elegan gan)
- Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
- Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan Bisa
- Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
(semakin sempurna semakin berBisa),matanya lonjong
- Memiliki taring Bisa, racun mematikan
- Kanibal/suka makan sesama (bukan suka ama sesama ya)
- Setelah menggigit, masih tinggal ditempat
- sisik dibawah ekor tidak terbagi dua

Pengecualian !
Ada beberapa ciri diatas yang berlawanan dengan sifat asli berbagai jenis ular berikut Ini

- Ular Kobra (Naja naja sputratix)- berBisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
- Ular King Kobra(Ophiophagus hannah )-kepala oval, agresif, siang dan malam tapi berBisatinggi
- Ular weling (Bungarus candidus)- kepala oval, berBisa tinggi
- Ular welang (Bungarus fasciatus)- kepala oval, gerakan tenang, berBisa tinggi
- Ular picung/pudak seruni - berBisa tinggi, kepala oval tapi gerakannya gesit, keluar siang hari.
- Semua jenis ular laut, berBisa, gerakan lamban di pasir/pantai
- Semua jenis ular phyton dan ular boa, tidak berBisa, cari makan malam hari.

7 Hewan yang Paling Ditakuti Ular


Sebagian dari kita mungkin bakalan ngibrit kalau ketemu sama yang namanya ular di alam liar, dengan title sebagai hewan yang memiliki bisa yang sangat berbahaya membuat kita harus menjaga jarak dengan mahluk melata ini, dan seakan-akan ular adalah binatang yang menduduki peringkat pertama sebuah rantai makanan. tapi taukahkamu ternyata ular juga memiliki musuh alami di alam liar, dan inilah 7 musuh ular paling ditakuti.

LANDAK
 
Sulit dibayangkan memang ular akan kalah oleh binatang yang lambat dan lemah seperti landak. landak dengan mudah dapat membunuh seekor ular viper. Landak memiliki tameng dari duri.Duri-duri landak tersebut amat sangat berbahaya bagi ular. Ular akan terluka parah dan ketika ular sudah lemah landak akan menggigit leher ular beberapa kali dan gigitan terakhir akan meremukkan tulang belakang ular. Landak dapat mentolelirdosis racun arsenik yang jika dicobakan pada manusia bisa membunuh 25 orang. Namun landak juga dapat mati jika digigit ular pada bagian tertentu. Moncong landak adalah bagian terlemah dari landak.

LUAK
 
Luak sangat terkenal karena kemampuan mereka membunuh ular. Luak akan menyambar ular pada bagian belakang kepala ular dan akan menggigitnya dengan rahang mereka yang kuat. Ular dengan panjang 1,5 m bisa dihabiskan Luak dalam waktu 15 menit. Luak kebal terhadap bisa cobra yang sangat neurotoksik bagi manusia. Luak akan sedikit pingsan jika digigit ular berbisa namun setelah sadar luak akan segera memakan ular tersebut. Karnivora ganas ini terkenal dengan sebutan pemburu ular.

MONGOOSES
 
Mongooses (sejenis musang) melumpuhkan ular dengan pandangan mereka (kayak hipnotis saja hihihihi) setelah ular tidak bergerak secepat kilat musang akan menggigit ular tepat di kepalanya dengan rahangnya yang kuat. musang memiliki lapisan kulit yang tebal sehingga bisa ular tidak mudah masuk ke tubuh mereka. Mongoose dapat membunuh ular kobra sepanjang 3 m. namun moongoose tidaklah sepenuhnya kebal akan bisa ular.
Mongoose memerlukan waktu beberapa jam untuk memulihkan kekuatannya setelah terkena bisa ular. setelah mongoose pulih kekuatannya biasanya dia akan menyerang ular itu kembali dan memakan ular tersebut. Kepala ular akan menjadi santapan pertama kali.

BURUNG SEKRETARIS
 
Disebut burung sekretaris karena dia memiliki seberkas bulu ditengkuk yang menyerupai sekretaris tua yang menyelipkan pensil ditelinga mereka. Burung Sekretaris biasanya membunuh ular dengan menendangnya dengan kuat karena burung sekretaris memilikikaki panjang dan kuat. Jika tidak bisa membuuh ular di tanah, burung sekretaris akan membawa ular ke udara dan melemparkannya ke batu.

ULAR PEMAKAN ULAR
 
Ada ular yang memakan speisesnay sendiri! Mereka adalah ular Musaran (Clelia) dari Amerika Selatan. Dan tentunya adalah ular King Kobra. King Kobra adalah ular berbisa terbesar didunia, panjangnya bisa mencapai 5,5 m. Nama ilmiahnya saja Ophiophagus yang berarti pemakan ular dan mangsa yang paling disukai King Kobra adalah….ular Kobra! Sungguh ular yang durhaka! Di Amerika utara King Kobra juga suka memangsa ular berbisa lainnya yaitu ular derik (rattler). King kobra kebal akan bisa ular derik.

BURUNG RAPTOR
 
Burung Raptor atau Elang ular. Burung ini mendiami daerah Eropa,Asia dan Afrika. Mangsa favorit mereka adalah ular.

ARMADILLOS
 
Armadillos membunuh ular dengan cara menabrakkan diri mereka pada ular sehingga ular tersebut terpotong oleh cangkang Armadillos yang sangat keras dan tajam.

Saturday, March 17, 2012

10 Fakta Tentang Kucing


Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang populer dan telah akrab dengan kehidupan manusia. Dalam bahasa latinnya kucing mempunyai nama Felis silvestris catus. Binatang ini termasuk dalam golongan carnivora. Jadi jangan heran bila kucing mempunyai taring, karena memang aslinya kucing adalah pemakan daging. Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia semenjak 6.000 SM, dan telah sejak lama kucing digunakan untuk menjaga lumbung padi dari hama pengerat seperti tikus.

Kucing yang sekarang ada kebanyakan telah mengalami pencampuran galur, walau masih ada juga beberapa kucing yang memiliki galur murni seperti persia, angora, dll. Kucing peliharaan yang masih mempunyai galur murni biasanya dibudidayakan secara khusus untuk menjaga keaslian galur tersebut. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.

Lalu bagaimana dengan fakta yang dapat diangkat tentang kucing, berikut 10 fakta mengenai kucing yang mungkin anda ingin ketahui :
  1. Kucing menyukai benda-benda hijau seperti rumput. Dan mereka juga suka makan rumput. hal tersebut adalah sesuatu yang alami yang tidak harus dikhawatirkan. Mereka makan rumput untuk meredakan sakit   perut, batuk, dan untuk meredakan peradangan pada tenggorokan mereka.
  2. Mereka tidak suka rasa manis. Jadi jangan kuatir kucing akan mengambil permen anda.
  3. Mereka memiliki daya penciuman yang sangat baik. Ini adalah alasan mengapa kucing tidak akan menggunakan kotak sampah kotor. Dan mereka juga memiliki pendengaran yang bagus.
  4. Kucing benci bau parfum. Mereka juga membenci aroma jeruk dan lemon.
  5. Mereka menganggap daerah yang memiliki bau amonia sebagai daerah eliminasi. Jadi, tidak dianjurkan untuk menggunakan amonia untuk membersihkan bau urin kucing.
  6. Seekor kucing mengetahui perubahan dalam suasana hati Anda, dan kadang-kadang itu akan mempengaruhi kucing Anda.
  7. Mereka menunjukkan kepercayaan mereka kepada pemilik mereka dengan mendengkur atau berguling di punggung mereka.
  8. Suhu tubuh normal kucing adalah 102 Fahrenheit.
  9. Pintu kucing ditemukan oleh Sir Isaac Newton
  10. Jangan pernah memberikan parasetamol pada kucing anda, karena hal tersebut akan sangat berbahaya buat kucing.

Cara Pemberian Pakan Pada Sapi Potong


Sapi potong adalah sapi yang dibudidayakan untuk diambil dagingnya atau dikonsumsi. Jenis sapi yang paling populer di Indonesia adalah simental ataupun sapi PO ( Peranakan Ongole ). Untuk mendapatkan sapi dengan berat badan bagus diperlukan makanan yang berkualitas baik. Pada Umumnya, pakan yang dibutuhkan sapi adalah makanan hijauan ternak. Sapi potong dewasa ataupun yang masih dalam masa pertumbuhan sangat membutuhkan pakan yang memadai baik dari segi jumlah ataupun kualitas pakan.
Dalam dunia sapi potong, dikenal beberapa cara Pemberian pakan, yaitu penggembalaan ( Pasture Fattening ), Kereman ( Dry Lot Fattening ) dan menggabungkan kedua cara tersebut.

Cara pemberian pakan pada sapi potong yang paling sederhana adalah dengan cara penggembalaan, Metode ini  dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.

Pakan ternak dapat juga diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi potong dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum.

Pemberian pakan sapi potong yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi
menjadi 3 katagori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.

Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar.

Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.

demikian sekilas tentang beberapa cara pemberian pakan pada sapi potong, semoga bermanfaat.

Mahkota dewa sebagai vaksin AI


Artina Prastiwi, seorang mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada telah menemukan sebuah penghambat laju virus Avian Influenza / flu burung (AI / H5N1), Yang lebih mengejutkan lagi, penghambat laju virus flu burung tersebut bukanlah berasal dari zat-zat kimia, melainkan berasal dari tanaman herbal bernama “mahkota dewa”. Penemuan mahkota dewa sebagai antivirus AI ini merupakan “vaksin organic pioneer di Asia” yang meraih juara pertama dalam kompetisi Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia (MITI) Paper Challenge (MPC) 2011 yang dilangsungkan 29 Januari 2011 lalu.
mahasiswa angkatan 2007 ini menemukan bahwa ekstrak buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) ternyata efektif dalam menghambat perkembangan virus avian influenza. vaksin yang dikembangkannya terbukti mampu menghambat perkembangan virus AI hingga 87 persen. Selain telah teruji dalam skala laboratorium mampu menghambat virus AI, vaksin ini juga lebih murah dibanding dengan vaksin kimia yang dijual dipasaran.
Berawal dari keresahannya akan virus avian influenza yang sempat membuat gempar dunia beberapa saat lalu, serta melihat fenomena penyebaran virus Avian Influenza di Indonesia, maka calon dokter hewan ini berusaha untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Kemudian dipilihlah mahlota dewa yang merupakan tanaman asli Indonesia ini. Seperti telah diketahui, mahkota dewa terbukti mampu untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus avian influenza. Hal tersebut didapatkan dari kandungan buah mahkota dewa yang bernama “saponin”. Selain dapat meningkatkan system kekebalan tubuh, saponin juga diketahui mempunyai fungsi sebagai antibakteri dan juga antivirus. Untuk mendapatkan senyawa saponin, Artina mengekstrak buah mahkota dewa melalui penyulingan. Cara membuat antivirus dari ekstrak mahkota dewa ini diawali dengan penimbangan sesuai dosis yang dibutuhkan. Untuk dosis 10 ml diperlukan buah mahkota dewa kering 10 gram per 100 ml air atau kelipatannya yakni 100 gram per 1000 ml. selanjutnya hal yang dilakukan adalah proses penyulingan.

Setelah mendapat ekstrak, Artina melakukan pengujian kadar saponin di laboratorium LPPT UGM. Ia melakukan pengujian kadar saponin 10 ml di LPPT UGM. Menurutnya, ekstrak mahkota dewa harus mengandung kadar saponin 10 persen. Hasil saponin yang diperoleh inilah yang digunakan sebagai bahan baku yakni sebagai pelarut suspense antigen virus AI. Lalu yang digunakan sebagai vaksin adalah ekstrak mahkota dewa tersebut. Pada awal percobaan, dilakukan uji coba pada 30 butir telur ayam berembrio. Dari hasil percobaan tersebut diketahui telur yang diberi virus AI dan diberi tambahan saponin 10 persen dari ekstrak buah mahkota dewa 0,2 ml setelah diinkubasi selama 35 hari diketahui embrio tidak mati, sehat dan tanpa bekas luka. Sementara telur yang disuntik dosis yang lebih tinggi 15 persen dan 20 persen, ternyata semua embrio mati dengan bentuk perdarahan seluruh tubuh, kekerdilan, dan cairan alantois keruh. Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian kadar saponin harus tepat, karena bila terlalu banyak justru malah akan mengakibatkan keracunan.
Selanjutnya setelah uji coba pada telur berembrio dirasa berhasil, maka percobaan selanjutnya adalah memebrikan vaksin avian influenza tersebut pada ayam. eksperimen dilakukan dengan mengujikan vaksin tersebut pada ayam usia kurang dari 21 hari. Dari hasil percobaan ini didapatkan hasil yang cukup menggembirakan, bahwa ayam-ayam yang telah divaksin buatannya, tidak ada ayam percobaan yang mengalami kematian 

Pembersihan dan Desinfeksi Kandang Ayam


Untuk mendapatkan kesuksesan dalam beternak ayam, salah satu yang memegang peranan penting adalah dalam hal biosecuritynya. Dan untuk kesuksesan biosecurity itu sendiri dibutuhkan beberapa tahapan yang harus diperhatikan. Tahap paling penting dari biosecurity unggas adalah program pembersihan dan desinfeksi kandang ayam yang dilakukan secara efektif. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan bakteri pathogen (agen penyebab penyakit di lapangan). Dengan demikian diharapkan dapat menurunkan potensi terjadinya penyakit di peternakan. Program ini harus dilakukan setelah kandang dikosongkan dan sebelum memasukkan ayam ke dalam kandang peternakan ayam.
Agen penyebab penyakit yang harus diwaspadai dalam suatu peternakan ayam terutama virus, bakteri, jamur, dan parasit. Kepada para pelaku bisnis peternakan ayam, dianjurkan untuk mneggunakan desinfektan yang memiliki spectrum aktivitas yang luas. Namun alangkah lebih baik lagi jika dapat mengidentifikasi agen pathogen yang ingin kita hilangkan. Sehingga dapat dipilih disinfektan yang benar benar efektif. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pembersihan seluruh bangunan /kandang sebelum didesinfeksi. Tujuan perlakuan ini adalah untuk menghilangkan fisik bahan organik, seperti kotoran , darah, pakan, dan sisa sisa karkas. Karena jika tidak dibersihkan, agen penyakit akan terlindungi oleh bahan organik ini dan dapat bertahan hidup selama proses desinfeksi kandang unggas ataupun kandang lainnya.
Bersihkan kandang dari pakan, litter dan kotoran. Kemudian sikat lantai, didinging dan bagian kandang kandang hingga mongering. Jika dilakukan dengan benar, pembersihan yang baik dapat menghilangkan 90% pathogen.
Terdapat beberapa jenis desinfektan dan harus dipilih yang efektif terhadap agen penyakit yang ditargetkan. Jenis desinfektan yang dapat digunakan antara lain:
  • Aldehydes ( formaldehyde, glutaraldehyde)
  • Chlorine – releasing agen (( sodium hipochlorit, chlorine dioxide)
  • Iodophors ( povidone iodine)
  • Phenol
  • Quertenary ammonium compous
  • Peroxygens ( hydrogen peroxide)

Sensitifitas agen penyebab penyakit terhadap berbagai macam desinfektan berbeda – beda. Umumnya desinfrektan efektif terhadap bakteri, virus, dan jamur. Sedikit sekali desinfektan efektif terhadap parasit. Bakteri yang membentuk spora lebih sulit dihancurkan oleh desinfektan daripada virus.
Untuk parasit seperti kutu, tungau & endoparasit sebaiknya menggunakan insektisida atau parasitidal. Selain bahan organic, factor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas desinfektan adalah suhu, pH, dan pemakaian sabun atau detergen.
Oleh karena itu , salah satu kunci kesuksesan biosecurity adalah melakukan pembersihan dan desinfeksi kandang yang baik dan benar. Gunakan desinfektan yang tepat untuk agen penyakit yang ingin dibasmi secara tepat sehingga penyakit dapat dibasmi dan peternakan tetap sehat.

Penyebab Kandang Ayam Menjadi Bau


Kandang ayam dapat menjadi bau dikarenakan berbagai hal, salah satunya adalah karena kotoran ayam yang basah. Masalah bau pada peternakan ayam seringkali menjadi pengganggu, baik terhadap lingkungan sekitar maupun terhadap kesehatan ayam itu sendiri. Bila dibiarkan terus menerus, maka bau tidak sedap ini akan menimbulkan penyakit respirasi. Bila sudah terjadi hal demikian maka peternakan ayam kita terancam gagal panen. Selain itu lingkungan sekitar kandang ayam juga menjadi tidak nyaman.
Bau pada kandang ayam ini disebabkan oleh adanya kandungan ammonia pada kotoran ayam. Beberapa peternak sudah mencoba berbagai cara untuk mengurangi kadar bau tersebut. Diantaranya dengan sering mengganti sekam , dan juga selalu menjaga kebersihan kandang ayam. Akan tetapi hal itu tentunya juga akan menimbulkan masalah baru buat peternakan unggas komersil, karena dengan lebih seringnya sekam diganti otomatis harus ada biaya tambahan lagi. Dan tentu saja biaya yang dibutuhkan itu juga tidak sedikit.
Kotoran pada kandang ayam yang menimbukan bau tidak sedap tersebut umumnya berasal dari kotoran ayam yang basah dan lembek serta mengandung kadar air yang tinggi. Dalam dunia peternakan unggas dikenal dengan istilah wet dropping. Nah kira kira apa saja sih yang bisa menimbulkan kotoran basah penyebab bau tidak sedap pada kandang ayam tersebut?
beberapa penyebab terjadinya  wet dropping / kotoran yang  basah pada kandang ayam:
Manajemen kandang  yang kurang bagus dapat memicu kotoran ayam menjadi basah, seperti   kelalaian pengontrolan suhu, kelembaban, dan densitas (kepadatan) ayam di dalam kandang akan menyebabkan ayam menghadapi stres panas sehingga ayam lebih banyak minum dibandingkan makan. Akibatnya feses yang dikeluarkan konsistensinya lebih cair.
Tingginya konsentrasi mineral seperti natrium, kalium, magnesium, dan klorin dapat mengakibatkan asupan air yang berlebihan. Selain itu pemakaian formulasi pakan yang kaya akan serat terutama sumber bahan pakan karbohidrat bukan pati (NSPs) dapat meningkatkan perlekatan makanan dalam saluran pencernaan sehingga lebih banyak cairan yang keluar.
Pakan yang mengandung jamur dapat memicu timbulnya mikotoksin terutama jenis aflatoxin dan T-2, sehingga berdampak pada iritasi saluran pencernaan serta menyebabkan terjadinya kasus wet dropping.  Sementara itu mikotoksin jenis ochratoxin A, citrinin, dan oosporin dapat menyebabkan perubahan fungsi ginjal seperti terjadinya polyuria (produksi urin yang berlebihan) sehingga feses menjadi basah yang akhirnya menurunkan feed intake.
Dengan mengetahui beberapa penyebab yang dapat  menimbulkan bau padakandang ayam, dimaksudkan supaya penyebab  tersebut dapat dibenahi sehingga permasalahan bau kandang  dapat diatasi. Dengan lingkungan kandang yang bersih serta ayam yang sehat maka profit peternakan ayam diharapkan dapat meningkat.

Penyakit Leptospirosis


Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira sp. Penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Leptospirosis dikenal juga dengan nama demam pesawah, demam lumpur, dan tifus anjing. Bakteri ini biasanya dibawa oleh tikus, babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai, dan landak.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Siti Noor Zaenab mengatakan, dana tersebut nantinya digunakan untuk pembelian obat bagi penderita leptospirosis, obat pembasmi tikus, dan pelatihan bagi para medis dalam penanganan penderita leptospirosis.

"Untuk obat tikus pengadaan dilakukan oleh Dinas Pertanian Kehutan dan Peternakan, sedangkan obat bagi pasien dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan," katanya, Kamis, 27 Januari 2011.

Noor Zaenab mengatakan, sebanyak tiga dokter telah diberi pelatihan untuk setiap puskesmas dan juga penyuluhan kepada warga.

Bupati Bantul Sri Suryawidati mengatakan, bagi penderita leptospirosis yang dirawat di rumah sakit belum ada kebijakan pembebasan biaya. Masyarakat miskin masih dapat menggunakan Jaminan Kesehatan Sosial atau Jaminan Kesehatan Masyarakat. Namun jika tidak punya, maka dapat mengajukan bantuan ke Dinas Sosial. Sebanyak 6 orang tewas akibat penyakit ini.
sumber : vivanews

TINDAKAN-TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT


Pencegahan penyakit  ternak pada prinsipnya terdiri dari dua komponen, yaitu tindakan sanitasi dan vaksinasi. Tindakan sanitasi sendiri secara berurutan terdiri atas tindakan dekontaminasi dan desinfeksi.  Desinfeksi dengan penggunaan desinfektan yang tidak didahului dengan dekontaminasi menyebabkan ketidakefektifan tindakan sanitasi.

Penyakit Orf Pada Ternak Kambing


Ecthyma Contagiosa atau yang biasa disebut Orf adalah penyakit kambing menular yang umum dan merupakan penyakit viral yang sangat infeksius. Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya lesi-lesi pada kulit berupa keropeng,bernanah,basah, terutama pada daerah moncong dan bibir. Anak domba dengan umur 3-6 bulang paling banyak menderita , meskipun yang berumur beberapa minggu dan hewan dewasa juga dapat menderita sangat parah. Diketahui juga bahwa penyakit orf pada kambing dapat menular ke manusia (zoonosis) lewat luka abrasi, atau saat memerah susu, atau karena kelalaian pada saat melakukan vaksinasi.

etiologi
Penyakit kambing yang dikenal dengan nama Orf ini disebabkan oleh virus cacar pada ungulata berkuku genap, bersifat dermatotropik. Virus tersebut sedikitnya terdiri dari 6 galur yang semuanya potensial menyebabkan penyakit Orf.
Virus penyebab penyakit kambing ini juga sangat mirip dengan penyebab penyakit pseudocowpox, yang lesinya mirip dengan lesi cacar pada sapi. Penderita yang sembuh dari penyakit memiliki kekebalan yang disebabkan oleh terbentuknya antibodi yang bersifat protektif.

patogenesis
Setelah virus memasuki mukosa kulit atau mulut, kemudian terjadilah proliferasi dan segera menimbulkan lesi primer papulae dan vesikulae. Vesikulae segera berubah jadi pustulae setelah terjadi reruntuhan jaringan dan sel-sel darah, sehingga rongga akan terisi dengan nanah. Vesikulae dan Pustulae yang pecah akan diikuti dengan pembentukan keropeng, lalu terjadilah lesi superfisial. Radang kulit tersebut dikenal sebagai dermatitis pustularis contagiosa.

diagnosis
diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan dari gejala klinis yang ditemukan di lapangan. Jumlah hewan penderita biasanya lebih dari satu kelompok memperkuat dugaan adanya orf. sebagai diagnosa differential perlu dipertimbangkan juga penyakit lain seperti dermatitis karena jamur, penyakit cacar virus, blue tongue. Pada radang ulseratif, penyakit biasanya diderita oleh seekor atau lebih domba atau kambing. Penyebab ulsera yang terjadi biasanya karena infeksi kuman. Pada dermatitis yang disebabkan jamur, lesi ayng terjadi kebanyakan pada daerah kulit yang rambutnya rapat, karena di tempat tersebut kelembapannya
tinggi.

terapi
terapi khusus untuk pengendalian penyakit kambing yang satu ini tidak dikenal. Seringkali yang dilakukan adalah menghilangkan keropeng dengan cara dikerok, akan tetapi terkadang hal ini justru malah memperlambat kesembuhan. Hal yang harus dilakukan adalah mengganti pakan dengan yang lebih halus, untuk kambing yang biasa diberi pakan hijauan bisa dipilih yang halus dan muda. Pemberian beberapa salep antimikrobial, misalnya sulfonamid dapat diberikan.

Penyakit Radang Hati Necrotik Menular


Penyakit radang hati necrotik merupakan salah satu penyakit ternak menular. Penyakit ini untuk pertama kalinya dilaporkan di Australia, kemudian para peternak setempat memberinya nama black disease. Dinamakan seperti itu karena kulit domba mengalami perubahan hingga warna berubah menjadi sangat gelap. Selain spesies domba, spesies hewan peliharaan lainnya misalnya sapi, kuda, babi, kadang-kadang juga dapat mengalami infeksi.

etiologi
Penyakit ternak ini bersifat klasik, dikenal dua faktor yang bersama sama dinyatakan sebagai penyebab penyakit, yaitu cacing hati Fasciola dan kuman Clostridium novyi tipe B.
Patogenesis
dengan tumbuhnya spora menjadi kuman dalam jaringan hewan terinfeksi yang disebabkan oleh cacing hati, dalam waktu singkat, kuman tersebut memperbanyak diri dan segera menghasilkan toksin untuk segera dibebaskan. kemudian toksin ini akan menyebabkan nekrosis pada jaringan hati. daerah hati yang menderita mungkin hanya berukuran sebagian kecil saja, 1-2 cm diameternya, namun toksin yang dihasilkan oleh bakterinya mampu untuk menyebabkan kematian hewan yang terinfeksi.

diagnosis
diagnosis di lapangan dapat ditentukan dari kasus yang tersifat dan masih baik serta segar. meskipun demikian, biasanya konfirmasi laboratorium masih diperlukan. Beberapa lesi pada jaringan perlu untuk diambil, dibiakkan, dan sebagian dimasukkan ke dalam larutan formol saline untuk digunakan dalam pemeriksaan histopatologik. Preparat apus darah perlu dibuat untuk menentukan apakah penyakit yang dihadapi bukan radang limpa. Perlu diingat bahwa domba mungkin mati oleh serangan fasciola muda lebih luas, serta tidak ditemukan adanya lesi-lesi tersifat dari penyakit radang nekrotik hati menular.

pengendalian
untuk tujuan pengendalian penyakit ternak yang satu ini dianjurkan untuk menggunakan vaksin toksoid yang dipersiapkan dari Cl. Novyi tipe B. di daerah tertular, vaksinasi dilakukan setahun dua kali. Pengendalian terhadap cacing hati juga sangat dianjurkan, karena hal tersebut akan memperbaik kondisi ternak.

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH, AGEN PENYEBAB DAN CARA PENULARAN PENYAKIT PADA TERNAK


 1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit
Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Motto klasik tetap berlaku sampai saat ini, yaitu pencegahan lebih baik daripada pengobatan, sehingga tindakan-tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan pelaksanaan biosekuritas di lingkungan peternakan secara konsisten harus dilaksanakan.