Kerbau merupakan salah satu jenis ternak penting di Indonesia, kegunaannya sangat beragam mulai dari membajak sawah, alat transportasi, sebagai sumber daging dan susu, sampai dengan kulitnya digunakan sebagai bahan baku industri. Populasi ternak kerbau di Indonesia sekitar 2,5 juta ekor. Namun populasi ternak kerbau di Indonesia mengalami penurunan. Data selama tahun 1985-2001 menunjukkan bahwa populasinya menurun drastis dari 3,3 juta ekor pada tahun 1985 dan menjadi hanya 2,4 juta ekor di tahun 2001 atau mengalami penurunan populasi sebesar 26%. Namun demikian, populasi ternak kerbau di Pulau Sumatera agak meningkat dari 1,1 juta ekor menjadi 1,2 juta ekor di tahun yang sama atau mengalami pertumbuhan populasi sebesar 9%.
Hal ini membuktikan bahwa kondisi alam dan sosial budaya masayarakat Pulau Sumatera memberi tempat yang layak untuk pengembangan ternak kerbau. Di Sumatera Barat, ternak kerbau telah dipelihara dan dimanfaatkan sejak beberapa abad yang lalu dan menjadi bagian dari adat istiadat dan usahatani masyarakat setempat, terutama dalam mengolah sawah. Ternak kerbau memiliki fungsi penting dan menjadi simbol kultur adat daerah Sumatera Barat yang merupakan wilayah Kerajaan Minangkabau di masa lalu. Selain bantuan tenaganya untuk pengolahan sawah, daging dan susu kerbau merupakan hasil yang tidak kalah pentingnya. Sumbangan protein susunya bagi penduduk di Sumatera Barat jauh lebih besar dari sumbangan protein yang berasal dari susu sapi. Data produksi susu menunjukkan bahwa produksi susu kerbau setiap hari dapat mencapai 4.100 liter.
Apabila protein susu kerbau sebesar 5,26% maka setiap harinya tersedia sebanyak 216 kg protein yang berasal dari susu kerbau. Rekomendasi kecukupan protein hewani adalah 55 gram/kapita/hari yang diharapkan 11 gram berasal dari protein hewani. Dengan demikian, sumbangan protein hewani dari susu kerbau di Sumatera Barat dapat memenuhi kebutuhan untuk 19.600 orang per hari, merupakan suatu nilai yang signifikan. Di beberapa tempat di Sumatera Barat (Kabupaten Lima Puluh Kota, Agam, Tanah Datar, Sawahlunto/Sijunjung dan Solok), susu kerbau diolah menjadi dadih, yaitu fermentasi susu menggunakan tabung bambu yang sangat digemari sebagai makanan tradisional bernilai gizi tinggi dan hanya ditemui di Sumbar.
Untuk pemeliaraan ternak kerbau yang baik peternak memerlukan perkandangan dan peralatan kandang yang baik yang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak untuk melindungi dari pengaruh buruk iklim (hujan, panas, angin, temperatur) dan gangguan lainnya seperti hewan liar dan pencurian ternak. Agar ternak dapat berproduksi secara optimal maka kandang harus mampu memberikan tempat yang nyaman bagi ternak. Dalam pembuatan kandang ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan yaitu faktor biologis, faktor teknis dan ekonomis. Masing-masing faktor dijelaskan sebagai berikut: Faktor Biologis: faktor biologis, bagi ternak kerbau yang perlu dipertimbangkan adalah sensitifitas respon ternak terhadap unsur iklim. Misal ternak yang sensitif terhadap panas maka perlu merancang kandang agar tidak menyebabkan iklim didalam kandang panas. Hal ini bertujuan agar ternak dapat berproduksi secara optimal.
Faktor Teknis, kandang ternak perlu dibuat kuat agar dapat memberikan fungsi dengan baik. Konstruksi, bahan dan tata letak bangunan harus di hitung berdasarkan perhitungan perencanaan kandang yang sesuai tujuan pemeliaraan ternak kerbau. Serta bahan-bahan kandan harus bahan-bahan yang kuat, tersedia dilokasi kandang yang akan dibangun.
Faktor Ekonomis yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak kerbau harus disesuaikan dengan tujuan pemeliaraannya dan harus memberikan nilai ekonomi bagi peternak pemeliharanya. Semua faktor dalam proses pengelolaan ternak juga harus dipertimbangkan secara ekonomi. Kandang yang merupakan investasi tetap dan jangka panjang harus dibuat yang kuat. Dalam menggunakan bahan bangunan yang tidak terlalu mahal.
Yang perlu dipertimbangkan efisiensi dalam penggunaan dan harus dilakukan pengaturan mengaturan tata letak dari bangunan kandang tersebut. Bila akan merancang bangunan harus diperhitungkan kapasitas daya tampung dari bangunan kandang ternak kerbau tersebut dengan baik. Peralatan kandang yang diperlukan peternak kerbau sebagai wahana kegiatan budidaya ternak dan alat bantu untuk meningkatkan produktifitas peternak yang berfungsi untuk menurunkan biaya tenaga kerja. Sebagai wahana kegiatan budidaya peralatan terdiri dari tempat pakan, minum, peralatan kesehatan ternak dll. Peralatan peningkat produktifitas terdiri dari mesin pembuatan pakan, alat transportasi, mesin pemanen hasil ternak dll.
Penulis: Ir. Maiyunir Jamal, Penyuluh Pertanian Madya, Badan Penyuluhan dan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.
Sumber:
1. http://www.scribd.com/doc/16994754/Kelas-X-SMK-Teknik-Ternak Ruminansia-Caturto.
No comments:
Post a Comment