Beberapa jenis kelelawar tetap mampu terbang di kondisi gerimis ringan. Namun saat hujan semakin lebat, mereka segera mencari tempat perlindungan. Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters mengungkapkan alasan mengapa kelelawar melakukan itu.
Ternyata, kelelawar harus berusaha lebih keras agar bisa terbang ketika bulu-bulu dan sayap mereka basah.
Dalam serangkaian penelitian yang dilakukan di Costa Rica, peneliti mempelajari perilaku kelelawar Sowell (Carollia sowelli) berekor pendek, spesies kelelawar dari keluarga Phyllostomidae yang umum ditemukan di sekitar Meksiko, Amerika tengah, sampai ke Panama saat mereka terbang di penangkaran berukuran luas.
Sesekali, dikutip dari Science Now, 4 Mei 2011, peneliti membasahi kelelawar-kelelawar itu dengan air ledeng, kadang membiarkan kelelawar tersebut terbang berbasah-basah di bawah curah air hujan.
Dari penelitian terungkap bahwa kelelawar itu menggunakan energi dua kali lipat lebih besar saat mereka terbang dalam kondisi basah dibandingkan dengan jika mereka terbang dalam kondisi kering.
Terbang pada kondisi hujan juga tidak berbeda. Ini menghapuskan dugaan adanya masalah mekanik yang diakibatkan oleh tetesan air hujan yang jatuh di sayap mereka ataupun beratnya tetesan air yang harus mereka tanggung.
Menurut peneliti, kelelawar basah, sama seperti mamalia lain yang tengah basah, merasa kedinginan. Untuk itu, mereka perlu bekerja lebih keras agar tubuh mereka tetap hangat. Selain itu, dengan banyaknya air membasahi bulu dan melembabkan sayap mereka, kondisi basah kuyup juga tentunya membuat kelelawar menjadi tidak aerodinamik untuk mengudara.
• VIVAnews
Ternyata, kelelawar harus berusaha lebih keras agar bisa terbang ketika bulu-bulu dan sayap mereka basah.
Dalam serangkaian penelitian yang dilakukan di Costa Rica, peneliti mempelajari perilaku kelelawar Sowell (Carollia sowelli) berekor pendek, spesies kelelawar dari keluarga Phyllostomidae yang umum ditemukan di sekitar Meksiko, Amerika tengah, sampai ke Panama saat mereka terbang di penangkaran berukuran luas.
Sesekali, dikutip dari Science Now, 4 Mei 2011, peneliti membasahi kelelawar-kelelawar itu dengan air ledeng, kadang membiarkan kelelawar tersebut terbang berbasah-basah di bawah curah air hujan.
Dari penelitian terungkap bahwa kelelawar itu menggunakan energi dua kali lipat lebih besar saat mereka terbang dalam kondisi basah dibandingkan dengan jika mereka terbang dalam kondisi kering.
Terbang pada kondisi hujan juga tidak berbeda. Ini menghapuskan dugaan adanya masalah mekanik yang diakibatkan oleh tetesan air hujan yang jatuh di sayap mereka ataupun beratnya tetesan air yang harus mereka tanggung.
Menurut peneliti, kelelawar basah, sama seperti mamalia lain yang tengah basah, merasa kedinginan. Untuk itu, mereka perlu bekerja lebih keras agar tubuh mereka tetap hangat. Selain itu, dengan banyaknya air membasahi bulu dan melembabkan sayap mereka, kondisi basah kuyup juga tentunya membuat kelelawar menjadi tidak aerodinamik untuk mengudara.
No comments:
Post a Comment