Headlines News :
Home » » Mengenal Penyu

Mengenal Penyu

Written By Muhammad Yusuf on Tuesday, July 19, 2011 | 8:45 AM


Penyu telah mendiami bumi kita ini lebih dari 250 juta tahun. Mereka termasuk hewan purba. Dari 8 jenis penyu di dunia, penyu yang menghuni wilayah perairan Indonesia ada 5 jenis yaitu antara lain penyu Hijau, penyu Sisik, penyu Lekang, penyu Belimbing dan penyu Pipih. Penyu adalah hewan yang selalu bermigrasi bahkan mereka terkadang melintasi batas negara sehingga akan melibatkan banyak pihak mulai dari individu, kelompok masyarakat, instansi pemerintah hingga negara akan terlibat di dalamnya. Seluruh jenis penyu tercantum dalam Appendix I CITES sehingga tidak dapat diperdagangkan. Indonesia termasuk penanda tangan konvensi ini dan di dalam negeri sejak 1999 seluruh jenis penyu dilindungi undang-undang.
Walaupun termasuk reptilia laut namun penyu bernafas dengan paru-paru, mereka hidup di laut lepas dan naik ke permukaan air untuk bernafas dan mencari makan, selain itu penyu betina yang sedang mengandung akan mendekati perairan dangkal. Penyu sepanjang hidupnya akan tetap tinggal di laut, dan bagi penyu betina hanya naik ke daratan untuk bertelur. Penyu yang mendarat ke pantai atau mendekati wilayah perairan dangkal biasanya dimanfaatkan oleh manusia untuk ditangkap dan diambil daging serta kerapasnya untuk dijual. Hal-hal seperti itulah yang kini menjadikan populasi penyu makin berkurang bahkan langka. Berikut jenis-jenis penyu yang ada di dunia :
  1. Penyu Hijau (Chelonia mydas)
    Penyu Hijau merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut tropis. Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang tumpul. Dinamai penyu Hijau bukan karena sisiknya berwarna Hijau, tapi warna lemak yang terdapat di bawah sisiknya berwarna Hijau. Tubuhnya bisa berwarna abu-abu, kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan. Daging jenis penyu inilah yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama di Bali. Mungkin karena orang memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula disebut penyu daging. Penyu Hijau dewasa hidup di hamparan lamun dan ganggang. Berat penyu Hijau dapat mencapai 400 kg, namun di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar sekitar separuh ukuran ini. Penyu Hijau di barat daya kepulauan Hawai kadang kala ditemukan mendarat pada waktu siang untuk berjemur panas. Anak-anak penyu Hijau (tukik), setelah menetas, akan menghabiskan waktu di pantai untuk mencari makanan. Tukik penyu Hijau yang berada di sekitar Teluk Carifornia hanya memakan alga merah. Penyu Hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap 3 hingga 4 tahun sekali. Ketika penyu Hijau masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut.
  2. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
    Penyu Sisik atau dikenal sebagai Hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping(imbricate) seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut bekko dalam bahasa Jepang)banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu Sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan cumi-cumi. Penyu Sisik termasuk dalam phylum chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae, spesies Eretmochelys imbricata.
  3. Penyu Pipih (Natator depressus)
    Penyu Pipih atau dalam bahasa Inggris Flatback Turtle. Dinamai flatback turtlekarena sisik marginal sangat rata (flat) dan sedikit melengkung di sisi luarnya. Biasa pula dinamai Australian flatback karena species ini hanya ditemui bertelur di Australia meskipun kadang-kadang dijumpai di perairan Indonesia, meskipun tidak bertelur di sini. Hal ini mungkin saja terjadi karena kedekatan geografis kedua negara. Di awal abad 20, species ini sempat agak ramai diperdebatkan oleh para ahli. Sebagian orang memasukkannya ke dalam genus Chelonia, namun setelah diteliti dengan seksama para ahli sepakat memasukkannya ke dalam genus Natator, satu-satunya yang tersisa hingga saat ini. Jenis ini carnivora sekaligus herbivora. Mereka memakan timun laut, ubur-ubur, kerang-kerangan, udang dan invertebrata lainnya. Penyu Pipih tergolong dalam phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, family Cheloniidae, spesies Natator depressus. Penyu pipih selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.
  4. Penyu Tempayan (Caretta caretta)
    Disebut dalam bahasa Inggris Loggerhead turtle. Warna karapasnya coklat kemerahan, kepalanya yang besar dan paruh yang bertumpuk (overlap) salah satu ciri mengenali penyu tempayan. Disamping itu terdapat lima buah sisik di kepala bagian depan (prefrontal), umumnya terdapat empat pasang sisik coastal. Lima buah sisik vertebral. Plastron berwarna coklat muda sampai kuning. Sebagian besar bertelur di daerah sub-tropis. Kadang-kadang ditemukan di perairan Indonesia namun tidak ditemukan bertelur di sini. Penyu Tempayan termasuk jenis carnivora yang umumnya memakan kerang-kerangan yang hidup di dasar laut seperti kerang remis, mimi dan invertebrata lain. Penyu tempayan memiliki rahang yang sangat kuat untuk menghancurkan kulit kerang.
  5. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
    Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Olive Ridley turtle. Penampilan penyu Lekang ini adalah serupa dengan penyu Hijau tetapi kepalanya secara komparatif lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan besudut. Tubuhnya berwarna Hijau pudar, mempunyai lima buah atau lebih sisik lateral di sisi sampingnya dan merupakan penyu terkecil diantara semua jenis penyu yang ada. Diperkirakan ada 1000 sarang yang ditemukan. saat ini. Seperti halnya penyu tempayan, penyu Lekang juga carnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis. 
  6. Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
    Penyu Belimbing adalah satu-satunya penyu yang tidak bersisik dan merupakan penyu terbesar. Dinamai leatherback turtle karena tubuhnya diselimuti oleh lapisan tipis, lunak namun sangat kuat lagi elastis layaknya kulit. Demikian pula karena di tubuhnya terdapat tonjolan bergaris seperti belimbing sebanyak tujuh garis sehingga kita menamainya penyu belimbing. Penyu ini memiliki kemampuan menyelam yang sangat luar biasa. Tercatat mampu menyelam sampai kedalaman 1,000 meter. Sangat fantastis. Berbeda dengan jenis penyu lainnya, penyu belimbing tidak memiliki rahang yang cukup kuat untuk memecahkan biota laut yang keras. Mereka umumnya hanya memakan ubur-ubur saja. Penyu Belimbing tergolong phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, dari Family Dermochelyidae, spesies Dermochelys coriacea. Nama ilmiah Family Dermochelys berasal daripada dua perkataan Yunani “Greek” yaitu derma (kulit) and chelys (penyu). Nama spesies pula berasal daripada perkataan Yunanicorium (kulit lembu “leather”). Oleh karena itu nama ilmiah penyu Belimbing,Dermochelys coriacea bererti penyu berkulit seperti kulit lembu “leather”.
  7. Penyu Lekang Kempii (Lepidochelys kempii)
    Tubuhnya mirip dengan penyu lekang hanya sedikit lebih besar. Di depan namanya disebut Kemp’s untuk mengenang Richard Kemp yang telah meneliti jenis ini sehingga bisa dibedakan dengan penyu lekang. Seperti halnya Olive ridley turtleKemp’s ridley turtle memiliki tiga kata untuk penyebutan namanya. Tidak seorangpun tahu makna kata “ridley” di tengah nama mereka. Sebagian orang berpendapat kata tersebut mungkin berasal dari kata “riddle” atau “riddler”(teka-teki) karena memang teka-teki selalu ditimbulkan oleh penyu jenis ini. Tidak ada yang tahu dari mana mereka datang dan di mana feeding groundmereka. Genus Lepidochelys ini sering kali melakukan peneluran secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar yang dikenal dengan sebutanarribada (Spanyol) yang berarti arrival (Inggris). Pada 1947, Kemp’s ridley turtlemelakukan peneluran yang sangat spektakuler dengan jumlah induk sekitar 40 ribu ekor bertelur secara bersamaan di pantai sepanjang 300 km di Rancho Nuevo (Mexico) di siang hari, kemungkinan bertujuan untuk memastikan sebahagian telur akan terselamat walaupan sebahagian lagi akan dimakan pemangsa. Seperti halnya penyu tempayan, penyu Lekang Kempii termasuk jenis carnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis. Penyu lekang Kempii ini phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae, spesies Lepidochelys kempii.
  8. Penyu Hitam (Chelonia aggassizii)
    Dinamai penyu Hitam (Black turtle) karena tubuhnya berwarna kelabu atau hitam. Hingga kini masih dipertentangkan orang apakah sub species penyu Hijau atau species tersendiri. Tubuhnya mirip penyu Hijau namun sedikit lebih kecil. Hanya ditemui di Samudera Pasifik sebelah timur (Galapagos), bertelur di pantai Michoacan dan Baja, Mexico. Ketika penyu Hitam masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut.
*Diperoleh dari berbagai sumber
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Sponsor

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dunia Binatang - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template